Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam
hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan
antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Mulut
adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Faring, dari bahasa Yunani, pharynx, adalah tenggorok atau kerongkongan.
Esofagus
("memakan") atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada
vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke
dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan
proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang
menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada ruas ke-6 tulang
belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian
superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran
otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri
dari otot halus).
Lambung adalah organ tubuh setelah kerongkongan
yang berfungsi untuk menghancurkan atau mencerna makanan yang ditelan
dan menyerap sari atau nutrisi makanan yang penting bagi tubuh. Pada
hewan memamah biak, makanan di lambung dicampur dengan enzim-enzim
pencernaan, kemudian dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sekali
lagi.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut
dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Kantung
empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar
7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Hati
adalah sebuah organ dalam vertebrata, termasuk manusia. Organ ini
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam
pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai
dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Usus
halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Enzim
Di dalam
usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut
diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:
* Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;
* Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;
* Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;
* Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
* Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
* Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
* Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
* Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
Struktur
Di
dalam usus penyerapan (iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang
disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan
penerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.
Pencernaan
Makanan
yang berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, air akan diserap
pembuluh darah kapiler di vili, dan diangkut ke hati ke vena porta. Di
dalam hati, beberapa zat akan diubah ke bentuk lain dan bebrapa lainnya
akan diedarkan ke seluruh tubuh.
Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa.
Usus
besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada
mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang
(transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum.
Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering
disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut
dengan "kolon kiri".
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus,
"buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
oleh umbai cacing.
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan
pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang
umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebab
kan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam
anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang
menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada
tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm
tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ
vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks
mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
Penyakit apendiks biasa bagi manusia adalah:
* Apendisitis
* Karkinoid
Rektum
Rektum
(Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah organ terakhir
dari usus besar pada beberapa jenis mamalia yang berakhir di anus. Organ
ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu
sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus
besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses
akan terjadi.
Dalam anatomi, anus atau lubang bokong (Latin: ānus)
adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh. Pembukaand an
penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi
utama anus.
Anus sering dianggap sebagai bagian yang tabu oleh berbagai kelompok masyarakat.
Struktur
Anus
manusia terletak di bagian tengah bokong, bagian posterior dari
peritoneum. Terdapat dua otot sphinkter anal (di sebelah dalam dan
luar). Otot ini membantu menahan feses saat defekasi. Salah satu dari
otot sphinkter merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah,
sedangkan lainnya merupakan otot rangka.
Peran pada defekasi
Ketika
rektum penuh akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa
dinding dari saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke
saluran anus. Pengeluaran feses diatur oleh otot sphinkter.
Untuk
mencegah penyakit pada anus dan dalam rangka hidup sehat, manusia selalu
membersihkan anus setelah defekasi. Biasanya anus dibersihkan dengan
membilasnya dengan air atau kertas tisu toilet.
Peran pada seksualitas
Anus
memiliki banyak badan akhir saraf dan merupakan daerah yang peka. Teori
Sigmund Freud mengenai perkembangan psikoseksual, menyebutkan tingkat
anal sebagai salah satu tingkatan perkembangan. Freud menyebutkan
hipotesisnya bahwa anak balita dapat merasakan kenikmatan seksual saat
membuang feses.
Seks anal dapat saja memberikan rangsangan bagi
pasangan yang saling berhubungan (mengingat banyak badan akhir saraf di
anus). Bagi wanita, kenikmatan seks anal diperkirakan berasal dari
hubungan rektum dan vagina yang dekat secara anatomis. Bagi pria, daya
cengkeram dari anus disebutkan sebagai salah satu faktor kenikmatan seks
anal.
Beberapa hewan juga melakukan seks anal.
Seks anal,
terkadang disebut sodomi, adalah aktivitas seksual yang ditabukan oleh
sebagian masyarakat. Di Indonesia, perlakuan sodomi merupakan perbuatan
kriminal dan dikenai sanksi hukum.
Pubertas
Selama masa
pubertas, hormon testosteron memberikan dampaknya pada beberapa bagian
tubuh pria (sekitar 13-14 tahun), seperti tumbuhnya rambut pubis di
sekitar anus. rambut pubis akan tumbuh mengelilingi anus pada remaja
berusia 18 tahun.
Kesehatan
Kebersihan adalah faktor yang
penting untuk kesehatan di sekitar anus. Membasuhnya dengan sabun dan
air akan membuat anus tetap dalam keadaan bersih. Sabun yang keras atau
membersihkan dengan kertas tisu toilet yang kasar dapat membuat iritasi
kulit di sekitar atus dan dapat membuat rasa gatal.
Penetrasi anus
dengan penis atau benda lainnya dapat membuat iritasi di bagian dalam
anus. Hal ini dapat dicegah dengan lubrikasi.
Cedera pada otot sphinkter dapat mengganggu kontrol terhadap defekasi.
Patologi
Kanker
dan wasir adalah penyakit pada anus yang sering terjadi. Pada bayi
dapat terjadi stenosis (tidak adanya saluran) anus, akibat kelainan
kongenital (kelainan yang terjadi saat bayi dalam masa kandungan). Anus
juga merupakan tempat penularan penyakit seks menular (PMS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar